Minggu, 03 November 2013

Langkah awal tugas mulia


Langkah awal tugas mulia
Berlarian diantara debu yg berterbangan tak membuat mereka menyelesaikan permainan dibawah terik matahari yg menyengat tubuh mereka. Hanya sekedar permainan bola sepak dengan bola plastic yg mudah melayang ketika ditendang dan terterpa angin. Keringat yg mengucur membuat permainan mereka semakin seru saja, padahal sebentar lagi mereka harus mengakhirinya dan melanjutkan pelajaran di jam terakhir.

Bel pun telah dibunyikan salah seorang guru yg piket pada hari itu. Semuanya berhamburan kedalam kelas seketika seorang guru yg disegani memerintahkan mereka untuk segera masuk kedalam kelas dan melanjutkan pelajaran. Dan yg terlihat hanyalah halaman sekolah yg sepi, dan debu yg terterpa angin yg mampu membuat gaduh tak terdengar ditengahnya.

Selang beberapa waktu kemudian terdengar sayup-sayup keramaian dari dalam kelas. Ketika sejenak terlihat olehku ada guru yg berada didepan mereka, tapi kenapa mereka tak menghiraukannya? Sempat terpikir, apa yg sebenarnya yg mereka mau hingga seorang guru yg sudah sepuh pun tak mereka hargai. Lalu bagaimana nantinya mereka akan paham dan mengerti apa yg telah beliau sampaikan?

Ada yg bermain sendiri dibelakang, ada yg asyik menggambar, dan ada pula yg tidur-tiduran dengan meletakkan tangan dan kepalanya pada bangkunya. Oh Allah inikah generasi penerus bangsa saat dizaman yg mungkin bisa dianggap modern ini? Bukan memperbaiki prestasi, yg ada malah mereka akan memperburukkannya!

Ini tugasku, tugas kami sebagai seorang calon guru. Mendidik generasi yg bisa dibilang amburadul ini menjadi lebih sopan dan santun, lebih memaknai arti menghormati dan menghargai, serta mampu membuktikan prestasi yg luar biasa meski dari sekolah kecil yg sedikit tersembunyi diantara banguna SD Negeri yg  megah dan perumahan warga yg tertata indah.

Ini awal dari semuanya. Dari sini semuanya akan dimulai.


#salamsenyum (:
.A+