Dengan usia yg tak lagi muda, dengan tenaga yg tak lagi sama, yg sekarang sudah mulai merenta
Keringatmu mengalir kesekujur tubuhmu, membasahi pakaian kebesaranmu untuk mengantarkan raja-raja itu menuju singgasana yg mau mereka tuju
Dinginnya subuh fajar tak membuatmu bersembunyi dibalik selimut seusai sholat subuh
Hangatnya mentari pagi tak membuatmu lalai untuk membayar dhuhamu
Teriknya siang tepat matahari diatas kepalamu kau tundukkan dhuhurmu diteras langgar tempatmu berteduh
Seusai kulitmu terbakar sampai kelam, kau ingatkan ashar untuk usiamu ketika matahari sudah mulai turun
Sejenak saat matahari telah tenggelam, dengan menu seadanya yg tersedia dilanggar, itulah yg kau buat berbuka setelah tiba maghribmu
Kembali kesana dengan keadaan bersih dan peci sebagai mahkotamu, kau dirikan isya' dan tarawihmu
Seusai itu kau kembali kejalanan berjuang diantara baja-baja roda dua dan empat bertaruh diantara kertas-kertas kucel dan recehan
Bapak, sudah jam berapa ini? kapan waktu untuk bapak beristirahat?
Nak, ini memang sudah malam, dan orang tua yg lain seumuran bapak pasti juga sudah tertidur pulas diranjang empuk mereka. Namun jika bapak melakukan hal yg serupa, kasian anak-anak dan istri bapak yg menunggu nafkah dari bapak. Memang benar kalau Allah mengatur rizki setiap makhlukNya, namun kalau kita cuman berdiam diri saja tanpa ikhtiar, berdoa, lalu bertawakal sama Allah, apakah Allah secara cuma-cuma ngasih? Tidak kan, Nak? Semuanya perlu proses.
Bapak biar saya saja yg mengayuh becaknya, sekarang gantian bapak yg duduk didepan.
Tidak Nak, ini sudah jadi kewajiban bapak. Bapak tidak mau menerima hak ketika bapak tidak menunaikan kewajiban bapak
Sempatku terdiam sejenak, ketika ku toleh kebelakang beliau sambil tersenyum ramah kepadaku dan ku balas juga senyumku
Terima kasih bapak atas nasehatnya, semoga Allah membalas segala kebaikanmu
aamiin
Ar Rahman Ar Rahim
Ditulis tgl 16 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar