Minggu, 23 November 2014

Kayuhmu Tak Mengenal Usiamu

Masih dengan semangat kau kayuh kendaraan roda tiga itu sampai larut malam
Dengan usia yg tak lagi muda, dengan tenaga yg tak lagi sama, yg sekarang sudah mulai merenta

Keringatmu mengalir kesekujur tubuhmu, membasahi pakaian kebesaranmu untuk mengantarkan raja-raja itu menuju singgasana yg mau mereka tuju

Mereka sepasang bidadari kita

Pagi tadi terlihat seorang bapak yg berjalan disepanjang jalan beraspal tanpa alas kaki sambil membawa barang dagangannya yg terkalung dikedua tangannya

Tak muda lagi usia beliau, mungkin sudah beranjak ke lima puluh tahun keatas

Dengan pakaian sederhananya menempel pada tubuh cekingnya karena basah keringat yg dia dapatkan dan dengan memakai peci hitam ciri khas seorang muslim

Rabu, 01 Januari 2014

Jangan lupakan Dia

Jangan lupakan Dia
Bismillaah ar rahmaan ar rahiim

Jujur ini pertama kalinya aku menulis tentang siapa aku dan kehidupanku, yang benar-benar tak jelas.
Apa yg dimaui hati dan otakku sungguh berbeda 180 derajat, dari apapun itu tak terkecuali soal kehidupan yg terkadang harus mengalah pada keadaan disekitar.

Bermula dari kenal kemudian jadi kebiasaan. Memang sulit  untuk melepasnya lagi kalau sudah terlalu lekat seperti apa yg telah aku jalani selama ini.

Kemarau dan Hujanku

Kemarau dan Hujanku
Kemarauku telah terasing dipelataran cahaya mentari yg masih malu untuk berpijar layaknya pagi yg benderang sesampai sore kemarin
Berurung senja menghantam gulita diantara mendung-mendung hitam yg menghangatkan malam dengan dendang-dendang gelak tawa malam
Percikan derai hujan mulai menitik wajah bumi yg lambat laun mengguyur seluruh badannya dengan beramai-ramai, semua suara riuh terdengar hening tanpa ucap