Jumat, 05 Oktober 2012

Kisah Uwais Al Qorni, Anak yang berbakti kepada Ibunya

Uwais Al Qarni, Anak yg berbakti kepada Ibunya
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.

Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya.Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.

Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata :“Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.

Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran.Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam. Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya.Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata:“Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman.

Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang.Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”.Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya.

Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.”Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali r.a. untuk mencarinya bersama.Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.

 Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW.

Memang benar ! Dia penghuni langit.Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ?“Abdullah”, jawab Uwais.Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?”Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”.Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata:“Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”.Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.

Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya.Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya.Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat.Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.“Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh.Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?”“Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami.“Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! ”katanya.“Kami telah melakukannya.”“Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!”Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”.“Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? ”Tanya kami.“Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.Kemudian kami berkata lagi kepadanya, ”Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.“Ya,”jawab kami.Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit.

Sabtu, 15 September 2012

Ksatria Kehidupan


Mimik wajah yg terlihat lelah namun slalu berikan senyumnya kepadaku meski sebentar
Keringat bercucuran membasahi punggungnya yg melawan terik ketika matahari berada tepat di atasnya
Tak hanya sekali namun berkali-kali dan sering membuatku tenang berada didekatnya

Dalam linangan keringatnya yg mengucur deras, masih sempat dia tanyakan apa yg aku butuhkan
Sembari menggenggam secarik kertas ditangannya dan lagi gelak tawa itu membuatku tersenyum
Dia menawarkan berjuta pilihan untuk masaku saat ini dan masaku yg akan datang

Senda gurau memenuhi pelataran terik yg menyengat kulit dan berteduh berjejer bersimpuh diteras bersama sekawanan makhlukNya yg lain
Terasakan begitu nikmat jika suasana ini tak akan terganti dan tak akan hilang
Kasih sayang yg berlari mengelilingi lingkaran kami sambil beriringan dalam dzikir kepadaNya

Terkadang sulit untuk beranjak dari tempat dimana kedamaian hadir didalamnya diantara berjuta pemikiran dunia kami
Pertanyaan dan jawaban yg terlontar terkadang membuat bibir terangkat dan menampakkan gigi taringku
Ini yg seringkali membuatku rindu ketika aku jauh darinya, berdiri jauh dan berada ditempat yg sangat berbeda
Yang teringatkan dalam otakku ucapan-ucapan nasihat dan ibadah kepada Yang Maha Kasih
Meski jauh Allah pastikan ada

Beribu doa sering teriring untukku dari tutur lembutnya
Tak akan kupertaruhkan segala usahanya untukku dengan sebuah kekecewaan

Yaa Allah Ya Rahman
Selalu tegapkanlah ia dalam jalanMu
Berikan kemudahan dalam setiap langkahnya menghidupi keluargaku
Dan izinkanlah hamba membuat dia tersenyum ketika kewibawaanku menjadikan dia bangga saat aku anaknya masih bersama dia

Ketika kecupan tangan bersalam dalam doa dan berganti dengan pelukan kebanggan penuh haru, saat itulah akan ku tantang diriku dalam kehidupanku untuk kalian

Bapak terima kasih, engkau benar-benar menjadi ksatria hidupku

Jumat, 27 Juli 2012

Siapakah Wanita yang Pertama Kali Masuk Surga?


Suatu ketika, Fatimah bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah perempuan yang kelak pertama kali masuk surga?”  Rasulullah menjawab, “Dia adalah seorang wanita yang bernama Mutiah.” Fatimah terkejut. Ternyata bukan dirinya, seperti yang dibayangkannya. Mengapa justru orang lain, padahal dia adalah putri Rasulullah sendiri? Maka timbullah keinginan Fatimah untuk mengetahu siapakah gerangan perempuan itu? Dan apakah yang telah diperbuatnya hingga dia mendapat kehormatan yang begitu tinggi?

Setelah meminta izin kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib, Fatimah berangkat mencari rumah kediaman Mutiah. Putranya yang masih kecil yang bernama Hasan diajak ikut serta. Ketika tiba di rumah Mutiah, Fatimah mengetuk pintu seraya memberi salam, “Assalamualaikum...!”

“Wa Alaikumsalam! Siapa diluar?” terdengar jawaban yang lemah lembut dari dalam rumah. Suaranya cerah dan merdu.
“Saya Fatimah, putri Rasulullah,” sahut Fatimah kembali.
“Alhamdulillah, alangkah bahagia saya hari ini Fatimah, putri Rasulullah, sudi berkunjung ke gubug saya,” terdengar kembali jawaban dari dalam. Suara itu terdengar ceria dan semakin mendekat ke pintu.
“Sendirian, Fatimah?” tanya seorang perempuan sebaya dengan Fatimah, yaitu Mutiah seraya membukakan pintu.
“Aku ditemani Hasan,” jawab Fatimah.
“Aduh maaf ya,” kata Mutiah, suaranya terdengar menyesal. “Saya belum mendapat izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki.”
“Tapi Hasan kan masih kecil?” jelas Fatimah.
“Meskipun kecil, Hasan adalah seorang laki-laki. Besok saja Anda datang lagi, ya?, saya minta izin dulu kepada suami saya,” kata Mutiah dengan menyesal.
Sambil menggeleng-gelengkan kepala, Fatimah pamit dan kembali pulang.

Besoknya, Fatimah datang lagi ke rumah Mutiah, kali ini ia ditemani Hasan dan Husain. Bertiga mereka mendatangi rumah Mutiah. Setelah memberi salm dan dijawab gembira, masih dari dalam rumah Mutiah bertanya,
“Kau masih ditemani Hasan, Fatimah? Suami saya sudah memberi izin.”
“Ya, juga ditemani oleh Husain,” jawab Fatimah.
“Ha? Kenapa kemarin tidak bilang? Yang dapat izin cuma Hasan, dan Husain belum. Terpaksa saya tidak menerimanya juga,” dengan perasaan menyesal Mutiah kali ini juga menolak.
Hari itu Fatimah gagal lagi untuk bertemu dengan Mutiah. Dan keesokan harinya Fatimah kembali lagi, mereka disambut baik oleh perempuan itu di rumahnya.

Keadaan rumah Mutiah yang sederhana, tak ada satu pun perabot mewah yang menghiasi rumah itu. Namun, semua teratur rapi. Tempat tidur yang terbuat dengan kasar juga terlihat bersih, alasnya yang putih, dan baru dicuci. Bau dalam ruangan itu harumdan sangat segar, membuat orang betah tinggal dirumah.

Fatimah kagum melihat suasana yang sangat menyenangkan itu, sehingga Hasan dn Husain yang biasanya tak begitu betah berada di rumah orang, kali ini nampak asyik bermain-main.

“Maaf saya tidak bisa menemani Fatimah duduk dengan tenang, sebab sayaharus menyiapkan makanan untuk suami saya,” kata Mutiah sambil mondar-mandir dari dapur ke ruang tamu.

Mendekati tengah hari, masakan itu sudah siap semuanya, kemudian ditaruh di atas nampan. Mutiah mengambil cambuk, yang juga di taruh di atas nampan.

“Suamimu bekerja dimana?” tanya Fatimah.
“Di ladang.” Jawab Mutiah.
“Pengembala?” tanya Fatimah lagi.
“Bukan. Berrcocok tanam.”
“Tapi mengapa kau bawakan cambuk?”
“Oh, itu?” sahut Mutiah dengan tersenyum. “Cambuk itu kusediakan untuk keperrluan lain. Maksudnya begini, kalau suami saya sedang makan, lalu kutanyakan apakah masakan saya  cocok atau tidak? Kalau dia mengatakan cocok, maka tak akan terjadi apa-apa. Tetapi kalau dia bilang tidak cocok, cambuk itu akan saya berikan kepadanya, agar punggung saya dicambuknya, sebab berarti saya tidak bisa melayani suami dan menyenangkan hatinya.”

“Apakah itu kehendak suamimu?” tanya Fatimah keheranan.
“Oh, bukan! Suami saya adalah seorang yang penuh kasih sayang. Ini semua adalah kehendakku sendiri, agar aku jangan sampai menjadi istri yang durhaka kepada suami.”

Mendengar penjelasan itu, Fatimah menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian meminta diri, pamit pulang.
“Pantas kalau Mutiah kelak menjadi perrempuan yang pertama kali masuk surga,” kata Fatimah dalam hati, ditengah perjalanannya pulang.
 “Dia sangat berbakti kepada suami dengan tulus. Perilaku kesetiaan semacam itu bukanlah lambang perbudakan wanita oleh kaum lelaki. Tapi merupakan cermin bagi citra ketulusan dan pengorbanan kaum wanita yang harus dihargai dengan perrilaku yang sama.”

Nah, bagi para akhwat, siapa yang mau daftar giliran masuk surga selanjutnya? Sok atuh.
:)

Perangkap dan Jurus Setan!



Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullâh menyebutkan tujuh macam perangkap yang digunakan oleh setan beserta bala tentaranya dalam upaya menjebak manusia. Pada mulanya setan menawarkan kekufuran, mengajak manusia untuk menolak agama, mengingkari keberadaan Allah Swt., menafikkan kenabian para utusan-Nya, dan menolak keberadaan Al-Qur’an secara keseluruhan maupun sebagian dari ayat-ayatnya.


Apabila perangkap yang pertama ini gagal, setan merancang perangkap yang kedua. Yakni perbuatan bid’ah. Manusia ditawari dengan hal-hal yang dapat mencemarkan dan melunturkan kemurnian ajran Islam. Manusia dibisiski keberanian untuk mengurangi atau melebih-lebihkan ajaran agamatanpa dalil dan landasan yang benar menurut agama.

Apabila perbuatan bid’ah berhasil dihindaran, setan menjebak dengan perangkap yang ketiga. Yaitu asdosa-dosa besar, seperti zina, membunuh , korupsi, merampas hak-hak orang lain, minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba, dan durhaka kepada orang tua. Setan sangat ingin menjerumuskan manusia kedalamnya. Terutama bagi orang-orang berilmu. Sehingga orang-orang awam dikalangan mereka menganggap bahwa perbuatan si âlim (orang berilmu) tersebut adalah sebagai pembenaran atas suatu kedurhakaan.

Jika dengan perangkap ketiga ini gagal, setan beserta antek-anteknya menggunakan perangkap yang keempat. Manusia ditawari dosa-dosa kecil. Dengan halus ia berkata, “Manusia berbuat dosa itu wajar. Anda malaikat namanya bila tidak pernah berbuat dosa. Lagipula, bukankah Allah Maha Penyayang. Allah akan mengampuni dosa-dosa kecil selama Anda dapat meninggalkan dosa-dosa besar.”

Rasulullah Saw. bersabda, 
“Setiap orang diantara manusia akan membawa sebilah kayu bakar lalu mereka menyalakan api yang besar, sehingga mereka dimasak dan dipanggang di atas api itu. Manusia tetap menganggap dosa sebagai masalah yang kecil sehingga meremehkannya. Maka orang yang melakukan dosa besar dan merasa takut, lebih baik daripada orang yang meremehkan dosa kecil.”

Apabila perangkap yang keempat ini gagal juga, datanglah setan dengan perangkap yang kelima. Manusia diajak untuk menyenangi hal-hal yang mubah. Seperti menonton televisi berjam-jam, ngobrol dengan tetangga sampai berlarut-larut,atau melakukan hal-hal yang mulanya tidak dilarang, tetapi karena keasyikan melakukan hal tersebut sampai-sampai menunda-nunda kewajiban yang harus dipenuhi. Baik kewajiban kepada Allah, kewajiban di dalam rumah tangga, maupun kewajiban sebagai warga masyarakat.

Jika perangkap yang kelima ini pun gagal, tampillah setan dengan membawa perangkap yang keenam. Perangkap yang lebih canggih daripada perangkap-perangkap sebelumnya. Setan menawarkan kepada manusia ibadah-ibadah yang utama, tetapi memalingkan hal-hal yang lebih utama. Di sini setan akan membukakan tujuh puluh pintu kebaikan. Boleh jadi, untuk sampai ke salah satu pintu kebaikan, seseorang harus melakukan suatu keburukan, atau dia harus kehilangan kebaikan yang lebih utama. Manusia ditawari keasyikan berdzikir, sehingga melupakan tugasnya untuk mengatur dan melayani masyarakat yang membutuhkan. Atau manusia dibisiki kegemaran berpuasa sunnah sehingga mengabaikan tubuhnya, sampai dia tidak mampu mencari nafkah dengan baik. Padahal dirinya adalah seorang suami dari istrinya dan ayah dari anak-anaknya yang bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya.

Adapun perangkap yang terakhir adalah pernagkap yang lebih bahaya dan lebih dahsyat lagi. Khusus bagi orang-orang yang bertaqwa, setan akan mengerahkan seluruh bala tentaranya baik dari bangsa jin maupun manusia untuk menyakitinya. Orang saleh itu difitnah, dicaci maki, diganggu ketenangannya, dihalangi perjuangannya. Kebenaran ajarannya akan disebut dusta. Kebersihan pribadinya akan dianggap skandal. Dan nasehatnya akan dikatakan sebagai tindakan subversif atau meresahkan masyarakat.

Allah Yang Maha Penyayang memberikan bekal dan peringatan kepada manusia agar selalu waspada dari kejahatan setan dan seluruh bala tentaranya, yang tidak akan memberikan kesempatan sedikit pun bagi anak cucu Adam untuk menikmati kebebasan mereguk manisnya iman, sebagaimana firman-Nya:

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu ditipu oleh setan sebagaimana mereka telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan auratnya kepada keduanya.  Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS Al-A’râf [7]: 27)

Nah, ikhwan dan akhwat sudah tahu kan perangkap-perangkap setan yang lengkap dengan jurus-jurus andalannya. Ternyata mereka punya rencana-rencana yang super buat nyesatin kita anak cucu buyut Adam, tapi kita gak boleh terpedaya oleh keahlian mereka buat nyesatin kita, kita balas mereka dengan kekuatan kita yang super duper yang tentunya dengan bantuan dari Allah Swt. So, let’s fighting.

Selasa, 24 Juli 2012

Musuh atau Teman Setan kah?


Dalam kitab Tanbîh Al-Ghâfîlîn, Abu Laits Al-samarqandiy meriwayatkan sebuah hadits, bahwa suatu ketika Nabi Muhammad Saw. didatangi oleh seorang laki-laki tua yang merupakan penjelmaan iblis la’natullâh ‘alaih. Lalu beliau bertanya, ” Siapa kamu?” Iblis menjawab, “Aku Iblis.” “Untuk keperluan apa kamu datang kepadaku?” tanya Nabi Saw. Iblis kembali menjawab, “Aku dipperintahkan oleh Allah untuk menjawa apa yang engkau tanyakan padaku.” Maka Nabi saw bersabda,  “Jika demikian wahai ma’lûn (makhluk terkutuk), beritahukan kepadaku ada berapa macam dari umat-umatku yang menjadi musuh-musuhmu?”

“Ada lima belas macam orang-orang yang menjadi musuh-musuhku. Dan musuhku yang paling utama adalah (1) engkau Muhammad; (2) pemimpin yang adil; (3) orang kaya yang dermawan; (4)pedagang yang jujur; (5) orang alim (berilmu) yang khusyuk dalam ibadahnya; (6) para juru dakwah; (7) Mukmin yang baik hatinya; (8) seorang yang istiqomah dalam tobatnya; (9) Mukmin yang senantiasa menghindari perbuatan dosa; (10) Mukmin yang senantiasa dalam keadaan suci; (11) Mukmin yang gemar bersedekah; (12) Mukmin yang baik budi pekertinya; (13) Mukmin yang banyak memberi manfaat bagi orang lain; (14) Mukmin yang gemar membaca Al-Qur’an; (15) dan Mukmin yang selalu mengerjakan shalat malam.”

Nabi Muhammad Saw. bertanya, “Kemudian siapakah dari umat-umatku yang menjadi teman-temanmu?” Iblis pun menjawab, “Ada sepuluh macam dari umat-umatmu yang menjadi teman-temanku: (1) pemimpin yang zalim; (2) orang kaya yang sombong; (3) pedagang yang curang; (4) para peminum minuman keras (pemabuk); (5) para penghasut dan pengadu domba (provokator); (6) para pezina; (7) orang-orang yang memakan harta anak yatim; (8) orang-orang yang menyepelekan sholat; (9) orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat; (10) dan orang-orang yang panjang angan-angan, yakni mereka yang mabuk dengan kesenangan duniawi.”

Rasululllah Saw. bersabda:
“Bagaimana nasibmu apabila dilanda lima perkara? Aku memohon perlindungan kepada Allah semoga lima perkara ini tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya. Pertama, jika perbuatan mesum dalam suatu kaum sudah dilakukan secara terang-terangan, akan timbul wabah dan penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu. Kedua, jika suatu kaum sudah berani menolak mengeluarkan zakat, Allah akan menghentikan turunnya hujan. Kalau bukan karena binatang ternak, tentu hujan tidak akan diturunkan sama sekali. Ketiga, jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan, Allah akan menimpakan musim paceklik dalm beberapa waktu, kesulitan pangan, dan kezaliman penguasa. Keempat, jka penguasa-penguasa mereka melaksanakan suatu hukum yang bukan darri Allah, Allah akan menguasakan musuh-musuh untuk memerintah dam merampas harta kekayaan mereka. Dan kelima, jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah (A-Qur’an) dan Sunnah Nabi, Allah akan menjadikan permusuhan diantara mereka. ( HR Ahmad dan Ibnu Majah)



Sekarang ikhwan dan akhwat bisa menilai yourselves masing-masing. So, musuh atau teman-teman syetan kah antum?

Satu yang Kecil


Satu yang Kecil

Dentingan piano dan petikan gitar mengiringi jiwaku melabuh di dermaga Ashar, mengurai merdu panggilan-Nya ketika semua melantunkan dalam hening ..
Bukan untuk pergi meninggalkan dunia namun menyisihkan satu waktu buat Sang Maha Pencipta, dengan alunan pengurai dosa dan perangkai doa ..
Terguyur lembut air penyucian-Mu, meruntuhkan segala amarah dan nafsu duniawiku ..
Terayun langkah menuju istana-Mu, beribu beban terasa terlepas dan seakan melayang di antara bunga-bunga yang menawwarkan keharuman abadi ..
Tergetar raga dan rasa tatkala meresapi seruan asma-Mu dan segala lantunan ayat-ayat-Mu ..
Tergulai lemas layaknya tak kuasa tuk berdiri namun aneh terasa seakan ada yang mengangkat tubuh ini tuk melanjutkan langkahku dihadapan-Mu ..
Ketika keningku ku sandingkan dalam pembaringan-Mu, tergusur rasa cemas dan ragu dalam batinku ..
Di sujudku mungkin tak seindah sujud para kekasih-Mu, namun tetap ku labuhkan seluruh rasa ini dalam lugu sujudku ..
Doa yang kan menjaga hati untuk seorang pemuja seperti aku ini, dalam dekapan Sang Penjaga Hati ..

Ya Allah .. Ya Rahman .. Ya Rahim ..
Semoga ku dapatkan yang terbaik dari yang telah menciptakan aku, Engkau Ya Allah ..
Meski harus penuh kesabaran menunggu dan kerja keras untuk mendapatkannya, tak pernah lepas kalung iman ini dalam hatiku untuk-Mu Ya Allah ..
Aamiin ..

Jumat, 20 Juli 2012

Jilbab Gaul?


Jilbab Gaul?
Islam identik dengan jilbab bagi wanita sebagai pelindung. Yaitu melindungi mereka dari berbagai bahaya yang muncul dari pihak laki-laki, 
“Hai Nabi! Katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agara mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Azhab:59).
Sebaliknya Barat yang notabene Yahudi dan Nasrani mengidentikan pakaian sebagai mode atau trend yang justru harus merangsang pihak laki-laki sehingga mereka bisa menikmati keindahan tubuhnya lewat mode pakaian yang dikenakan. Wanita Barat berprinsip : “Keindahan tubuh adalah anugrah, mengapa harus ditutup-tutupi?”.



Jika kedua pandangan ini digabungkan jelas akan sangat kontras dan tidak akan ada kesesuaian. Maka ditelusuri lebih jauh, munculnya kudung-kudung gaul ialah akibat dari infiltrasia atau perembesan budaya pakaian Barat terhadap generasi pemuda Islam. Namun yang menjadi tanda tanya besar, mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita simak beberapa faktor penyebab dibawah ini :


  • Pertama, maraknya tayangan tivi , dan bacaan yang terlalu berkiblat ke mode barat.
  • Kedua, minimnya pengetahuan anak terhadap nilai-nilai Islam sebagai akibat dikuranginya jam pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah umum.
  • Ketiga, kegagalan fungsi keluarga sebagai kontrol terhadap gerak langkah anak-anak muda.
  • Keempat, peran para perancang yang tidak memahami dengan benar prinsip berpakaian yang benar dalam Islam.
  • Kelima, munculnya para mu’allaf dari kalangan artis atau artis yang baru mengenakan kerudung.


Dari lima sebab di atas dapat disimpulkan bahwa dunia Islam, khususnya di Indonesia tengah dilanda degradasi moral yang terjadi secara berkesinmbungan. Generasi muda dicekoki tontonan instan (seks, kekerasan, dan horor). Akibatnya mereka kian permisif dan emosional. Berbagai kekerasan dan seks bebas pun melanda Indonesia, kudung gaul dalam hal ini adalah imbas dari semua itu.

Sumber : “Kudung Gaul”  karya Abu Al-Ghifari

Rabu, 18 Juli 2012

Peringatan Bagimu Wahai Muslimah


Peringatan Bagimu Wahai Muslimah

     Sayidina Ali bin Abi Thalib menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah SAW menangis manakala Ia datang bersama Fatimah Az-Zahra. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis. Beliau menjawab, “Pada malam aku di-isra’-kan, aku mmelihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.

Putri Rasulullah SAW, Fatimah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. “Aku melihat perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya. Aku lihat perempuan tergantang kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking. Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, dibawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermukahitam, memakan tali perutnya sendiri. Alu melihat perempuan yang telinganya pekek dan matnya buta, dimasukkan dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta. Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,” kata Nabi SAW.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperi itu? Rasulullah menjawab, “Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya menddih adalah wanita yang tidak menutup rambutnyasehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya. Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang ‘mengotori’ tempat tidurnya. Perempuan yang tergantungkedua kakinya ialah perempuan yan tidak taat kepada suaminya, Ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas. Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang  bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena Ia mengenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain Ia bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya. Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena Ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub. Perempuan yang kepalanya seperti babi, dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami.”

Mendengar itu, Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis. Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.

Sabtu, 14 Juli 2012

Senyum... Aku Rindu


Senyum... Aku Rindu

Senyum itu masih tetap merekah tatkala kusempatkan menoleh dalam ketidaksadaraanmu, ku perhatikan lebih dari yang lain ..
Sendumu yang menghiasi harimu kemarin t'lah melenyap seketika, luluh dalam ceria yang kau dapatkan bersama kami ..

Mungkin sedikit sesak kau rasa saat ku menghampirimu dipelataran kebahagiaan yang kau nantikan, lama n mungkin cukup lama kau ingin mewujudkannya ..

Namun semua berubah dari sisi edarmu yang terlihat kusam, layu, dan kehilangan semangat sesampainya kau pijakkan satu langkah menuju penyendirianku disana ..

Meski tak muncul dalam kata dan terucap dalam perbuatan, semua terlihat berbeda dengan dirimu kemarin ..
Kau suguhkan senyuman yang kurindukan, senyuman yang dulu pernah hilang terhempas celoteh-celoteh insani yang mengusir lagumu ..
Senda gurau pun kau tampakkan lagi untukku, layaknya dulu kau pernah berikan hal yang serupa dalam mentariku ..
Perlahan perhatianmu pun menoleh sekali lagi dalam rotasi kehidupan yang selalu berganti setiap detiknya ..

Dibalik cadar itu kupastikan rindumu masih ada, meski rindu itu bukanlah rindu yang dahulu ..
Celah kecil menguatkan akar-akar pusara hati yang menantikan saat yang akan datang ..
Dimasa yang tak berikan penjagaan khusus akan bebaskan segala keraguan yang menyapa merdu di penglihatan, pendengar dan hatimu ..
Dermaga ini menanti kedatangan pesir-pesiar penyeru kedamaian yang abadi dalam balutan keluh kesah, amarah serta setitik dosa yang menyebar ..

Kala waktu bergulir cepat, entah apa yg terlontar dari pengucapku sesaat ku rangkaikan salam untuk jiwa yg sedang menikmati malamnya ..
Terasa tak nyaman dengan seribu kata membisu, menuturkan mutiara-mutiara yang lama tersimpan dalam kalam-Nya ..
Sedikit namun aku mendapat jawaban yang luas dari penyejuk yang selama ini menindihku dengan pengharapan dan kerelaan ..
Sungguh semua yang aku punya mencair seketika, dalam malam yang pekat dengan gelapnya tak bersinar dengan adanya bintang dan tak benderang akan cahaya purnama yang sempurna ..

Pagi mengingatkanku akan besarnya kekuasaan Sang Penciptaku, memulai hal yang teramat kecil hingga Dia sajikan sesuatu yang membuatku bahagia ..
Penatku digantilah dengan kenyamanan, rinduku digantilah dengan kesabaran, cobaanku digantilah dengan kesabaran, dan kenikmatanku digantilah dengan kebijaksanaan ..
Meregup dalam di alam yang sediakan berbagai petualangan dan pelajaran dari hembusan nafas Ar Rahman Ar Rahim ..

Masih merindukan kasih dan sayang-Mu ..
ya Rahman, ya Rahim ...


Kamis, 12 Juli 2012

Pelindungku


PelindungkuTerhatur lirih untaian-untaian kata penuh berkah dari seorang yang patut aku berkaca pada petualangannya ..
Bapak, tak henti-hentinya engkau panjatkan doa dan harapan pada kami, agar kami tak mengalami apa yang telah kau alami ..
Engkau sanjungkan beribu kasih kepada Sang Pemilik Kehidupan dalam setiap munajatmu, dalam diam dan ketika sibukmu menghampiri pilu pun tak terasakan ..
Bapak, engkau penghalu kalbu dalam amarahku, sentuhkan segala rasa harap dalam kalbu terbungkus indah dalam keningmu ..

Ayat-ayat indah-Nya engkau serukan kepada Sang Maha Mengetahui Segala, hanya untuk aku anakmu ..
Bapak, kau tak hiraukan terik matahari yang menghitamkan punggungmu, kelelahan yang membungkukkan tubuhmu, dan keresahan yang menyibukkan hari-harimu ..
Engkau relakan waktu istirahatmu tuk berikan kasih sayang kepada kami anakmu ..
Terlihat senyum itu pelipur laramu, memberikan nasihat yang terindah untuk kami anak-anakmu ..

Bapak, bolehkan aku meneteskan eluh airmata ini dalam pelukmu?
Bolehkan aku bersandar dipundakmu dan memelukmu erat tegap tubuhmu ..
Bapak, persilakan aku anakmu untuk membanggakanmu ..
Karena engkaulah pelindung kami dalam keluarga ini ..

Pemerah Hati Pemilikku


Pemerah Hati PemilikkuBersanding bersama seuntai mawar yang tergenggam ditangan ..
Tak ingin berlepas karena Allah t’lah menancapkannya bagai iman ..
Meski berduri namun itulah yang mempertahankanku tuk menjaganya ..
Berpijar merah dan menyejukkan jiwa ketika hati t’lah hilang dari peredaran ..

Melemah hati tatkala mawar terlihat layu dan menghaturkan nafas selamat tinggal untuk hati ini ..
Terlalu lalai dalam menjaganya, terlalu lemah untuk mempertahankannya hingga tak sannggup berbuat lebih tuk menghiasinya agar tetap wangi dan berwajah ceria ..
Mekarlah wahai mawarku, tak ku ingin ku lihat kau layu dalam pendiria yang Allah beri padamu ..
Bersemilah kembali dalam hatiku, dalam hangatnya singgasana kasih sayang yang benar itu engkau semaikan pada kebahagiaan ..

Meneteskan sejenak air mata tuk lanjutkan apa yang kau niatkan, apa yang kau dambakan ..
Tetaplah mekar dalam dekapan tanganku yang akan menjagamu erat dan tak kan mungkin terlepas ..
Kekecewaanmu akan ku  ganti dengan kebahagiaan yang kau dapat di masa depanmu kelak ..

Oh mawarku ..
Kan ku simpan kau meski kau tak lagi mau menampakkan merahmu ..
Dan senandung rindu ini selalu mendambamu, menantikan detik waktu yang istimewa bersama erat dalam genggaman tanganku ..
Satu ikatan yang tak akan pernah terjamah dalam kehinaan zaman ..
Rindukan segalanya dalam diam ..

Oh mawarku ..
Merahkan hati dari Pemilikku ..

Rabu, 11 Juli 2012

Oh Ibunda


Oh Ibunda


Tetesan peluh air matamu terdengar sampai kedalam hati kami yang terendap jauh dirongga-rongga badan ini ..
Engkau biaskan keringat yang mengucur deras membasahi pipi yang penuh dengan kerutan itu, tak halnya hanya untuk membahagiakan kami ..
Belaian tangan itu membesarkan hati  kami, menyejukkan jiwa kami, dan dalam setiap pertemuan yang kami rindui ..
Lusuh, kusam, dan terlihat pucat nampak diwajahmu yang terkadang melemparkan senyum saat melihat ulah kami, mendengar celoteh dan keluh kesah kami ..

Terima kasih Ibu ..
Dalam rahim yang sesempit itu, engkau telah selamatkan kami, tanpa mengenal arti lelah ...
Perjalanan kami dalam dunia kecil yang kau punya selama 9 bulan memberikan kenyamanan meski kau terkadang harus menahan sakitmu ..
Kau korbankan nyawamu hanya untuk membiarkan aku melhat dunia yg benderang, dunia yang sebenar-benarnya dunia ..

Ketika kami membuka mata mungil kami, kaulah yang pertama membuat keadaan kami nyaman dalam dekapanmu ..
Kau memeluk kami dengan penuh kehangatan yang mungkin tak akan pernah mungkin kami lupakan selama-lamanya ..
Kami pun mencoba untuk merasakan apa yang kau berikan, kasih sayang, cinta, perlindungan, dan rasa tak ingin kehilangan ..
Dan itu adalah awal dari kehidupan kami didunia ini dengan kasih sayang dan cintamu ..

Perlahan kau ajari kami menapaki jalanan terjal yang penuh dera lara dan air mata, tetesan iluh itupun tak menghentikan langkah-langkah kecilmu tuk jadikan aku seorang yang terbaik untuk kau banggakan ..
Dengan berjalan sempoyongan tak hiraukan ketika tanah telah menjadi aspal yang sangat menyengat kulit ketika terik datang, ketika air tak lagi menjadi sahabat namun musibah, dan ketika api menggulung harapanmu dengan luapan panas yang menghanguskan sebagian tubuhmu ..

Oh Ibu ..
Kami tumbuh besar sekarang ..
Kami mencoba tumbuh menjadi apa yang kau harapkan ..
Kami mencoba tumbuh menjadi apa yang kau impikan ..

Bayi mungilmu kini t’lah tumbuh besar ..
Bayi lucumu ini berjuang untukmu Ibu ..
Dan bayi besarmu ini akan bertarung sekuat tenaga menghadapi halang rintang untuk dapatkan apa yang jadi citamu Ibu ..


Cinta dan kasih sayangmu selalu menyertaiku ..
Doa dan restumu selalu menjadi benteng terdepanku ..
Dan semangat ini ku persembahkan untukmu Ibu ..
Kan ku pastikan bayi besarmu ini bisa membahagiakanmu ..


Oh ibu ...
Ku merindu dalam pelukmu ...

Sabtu, 30 Juni 2012

Yaa Nuur

Yaa NuurKerikil malam menghenduskan nafasnya tatkala malam menghembuskan nyawanya ..
Merintihkan laju kehidupannya yang seakan tak pernah terbalas sepenuhnya ..
Tak mampu meraungkan asanya pada Sang Penguasa Jiwa ..
Dan hanya sanggup tuk berlari dalam iringan-Nya ..

Menyelami hati yang tak akan merasakan kasih sayang pada jiwa yang penuh kerinduan ..
Menemani haluan raga yang terindah disaat mata kan terpejam ..
Mencoba tuk mencari cahaya yang akan menghantarkannya pada tempat terdamai dalam sebuah masa ..
Masa yang akan datang pada hati, jiwa, dan raga yang selalu menantikan Cinta-Nya ..

Malam semakin menampakkan selimut kabutnya yang membuat jiwa-jiwa ini semakin merindu ..
Pupus mengitari angan-angan dalam otak kanan, kiri dan tengahku ...
Perlahan dan mampu menyelusup serta mengusik apa-apa yang jadi penghalang nalurinya ..
Biarkan sisi-sisi gelap ini mencoba mencari terangnya sendiri andaikan tak ada yang menemani dalam temaramnya kehidupan ..

Begitu pekat ..
Cahaya itu pasti kan ada ..
Ada dan tak akan pernah padam ..
Engkaulah cahaya paling terang daripada semua cahaya ..
Yaa Allah ...
Yaa Nuur ...

Jumat, 29 Juni 2012

Jangan Lagi




Dalam dekapanmu ku tumpahkan segala rasa yang kurasakan tadi pagi ..
Kau biarkan aku memelukmu erat, begitu erat dan tak ingin melepasnya sampai tangisku hilang ..
Kau bimbing aku untuk ungkapkan apa yang ku sedihkan sampai kelopak mataku basah akan airmata ..
Ku tuturkan sebuah kata dan kaupun memahami apa yang ku maksudkan ..




Ibunda ...
Maafkanlah ananda jika tadi pagi telah buatmu resah dengan tingkahku ..
Membuatmu bertanya-tanya dengan sedikit sikapku yang tak seperti biasa ..
Mengecewakanmu dengan apa yang ku lakukan tadi pagi ...

Tangisan itu bukan aku yang meminta ...
Kesedihan itu muncul seketika saat ku lihat sosok renta yang lunglai raganya ..
Ia begitu menyanyangi aku, layaknya yang telah pergi meninggalkan aku  ...
Tak kuasa aku menyaksikan  kulitnya yang semakin melekat pada tulangnya, langsung ku berpamit n meminta maaf akan segala salah dan khilafku pada sosoknya yang menyembunyikan kesakitannya untuk tersenyum sejenak memandangku ..

Ku tumpahkan semua dalam ruang yang ada dalam bilik istanaku  ..
Hingga akhirnya kau menemukanku dengan sedikit menyedatkan kata-kata menjawab tanyamu ..
Dan semua ku katakan padamu apa yang ku saksikan pagi tadi ..
Kesedihan pun tak luput dari raut wajahmu, sekali lagi maafkan anakmu ini Ibunda ..

Seraya kau peluk aku sambil kau mengusap kepalaku dan membelai rambutkku dalam keharuanku ..
Seuntai nasehat-nasehat kau berikan tuk bangunkanku dalam keadaan ini ..
Menguatkan aku  akan apa yang akan ku tempuh dalam jalanku kelak ..
Dan kau mencoba tuk percayakan itu semua padamu dan bapak, karena tak seharusnya aku memikirkannya ...

Aku tahu itu, aku sangat tahu akan itu ...
Namun jangan kau larang aku tuk tak bisa memikirkannya, karena tanpa adanya sosok itu akupun tak mungkin ada didunia ini ...

Haruskah aku harus kehilangan orang yang aku sayangi untuk sekali lagi, dan lagi??

Aku belum mampu tuk bahagiakan mereka, namun mereka telah jauh pergi lebih dulu meninggalkan aku disini ..
3 kali aku rasakan sudah orang yang menyanyangiku, membimbingku, dan yang memberi motivasi kepadaku t’lah bersemayam dalam kedamaian mereka ...
Aku masih belum siap untuk kehilangan lagi, baru kemarin rasanya aku mengembangkan senyumku untuk dunia ..

Haruskah aku kehilangan untuk kesekian kalinya?
Ibunda kuatkan aku lagi ...
Ibunda berikan pelukanmu untukku ..
Agar ku menjadi orang yang tegas, yang bijak, dan orang yang tegar ...

Ya Allah pelipur laraku belum sepenuhnya terobati ..
Hamba berharap ada sedikit senyum  kebahagiaan sebelum kau sayatkan kembali hal itu padaku ..

“Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah berikan kesembuhan pada sosok yg menyanyangi hamba dan perkenankan hamba selalu melihat senyummnya ketika ku bertemu dengannya.”
Aamiin ..


Get well soon, mbok (mbah) ..
Forgive us ..
Always love u like we love others persons who are love me like U ..
:’) ..

(dirangkai 10 Juni 2012, ditujukan kepada Almh. mbok Katemi, wafat 25 Juni 2012)
Semoga amal ibadah beliau diterima dan dosanya diampuni oleh Allah swt, serta semoga ditempatkan bersama orang-orang yang berada dijalan Allah swt ..
Aamiin ..

Masih Kehilangan


Masih Kehilangan
Masih Kehilangan

Penyapaan dunia pada setiap insan menggelegar bagai runtuhnya kalbu ..
Kini duniaku kembali terang, embun perlahan hilang dengan terangnya dan gelap pun lenyap dengan kesendiriannya ..
Mengusik persemayaman dalam hening, tubuh yang terbaring menggoyak ingin terjaga ..
Mata yang tertutup terbuka oleh sinarnya tirai-tirai kehidupan dan mulai tampak hamparan insan terbangun dari sisi gelapnya ..

Haturkan kenistaan berawal dari mimpi yang belum terwujud atau tak akan pernah terwujud ..
Kerikil-kerikil rayuan kesuraman menghampiri dan menemani dengan setianya ..
Hancur diriku sekarang dalam kenestapaan kehidupan yang tak kurasa indah tuk ku jalani .,
Runtuh satu persatu apa yang t’lah kugenggam dalam tempayan imajiku ..

Rinai-rinai kebahagian, akankah ku temukan kembali seperti disaat aku masih ada disana?
Menangkap keikhlasan, berlaju dengan kesabaran dan berlari tanpa menggumingkan perkataan yang akan menyesakkan hati ..
Semoga aku kuat, aku bisa, dan aku mampu ..

Hari ini awalku kembali titihkan dunia yang baru ..
Hari ini mulaiku kobarkan semangat dan pribadi yang baru..
Hari ini  kan ku persembahkan keraguan yang berubah menjadi senjata peranggku tuk taklukan liarnya keegoisanku ..
Dan hari ini aku berpijak disini, dibumi ini, beratapkan birunya langit penyayat kebodohan ..

Kemarin istimewa, hari ini harus lebih istimewa, dan hari esok harus luar biasa ....

Kamis, 28 Juni 2012

Indahmu

Indahmu
Indahmu

Aku bersemayam dalam biduk diamku ..
Sinar Sang Surya pun tak nampak sekalipun Dia berada di atas kepalaku ..

Apakah kebodohan yang menyelimuti setiap perhatian itu?
Atau kah perasaan yang tak tahu akan kehadiran kesucian hati yang penuh dusta namun tampak indah dengan kebisuan ini ..

kenapa kekecewaan harus ada disetiap insan?

Senyummu


Senyummu
Senyummu

Aku melihat engkau tersenyum dibalik agenda hari-harimu
Dalam tegarmu menempatkan cinta itu untuk seorang yang kau tunggu disana
Ditempat yang pernah kau ceritakan padaku, tempat terindah dalam ceriamu untuk duniamu

Langkah kakimu yang lambat laun seakan cepat, menggiring nafsumu kesangkar kesucianmu
Begitu anggun ku pandangi caramu menemukan celah untuk tak hiraukan omongan-omongan bising disekitarmu
Lembut namun belum pernah ada yang berikan itu dan buktikan itu dihadapanku
Mungkin itu lebih baik adanya, dan mungkin itu yang terbaik untukmu

Aku bangga akan ketegaran dan ketangguhanmu disetiap rasa yang diberikan insan-insan pelemah iman
Bukan hanya tutur yang kau suguhkan padaku, namun nyatapun kau berikan untukku meski terbalut dalam hatimu

Sungguh semula aku tak sadar akan apa yang tertata rapi dalam skenario kehidupan ini
Aku tersentak ketika aku melihat dan mendengar apa yang semula tak ku duga
Dalam rahasia diammu menuturkan bahasa-bahasa yang tak sanggup ku pahami
Dan dalam diammu pula kau simpulkan tali itu ketika ku tak tahu apa yang ada dalam harapmu

Sedikit ku rangkai kata ini sesaat ku yakinkan bahwa akupun bisa menjadi sepertimu
Menghaturkan nafas-nafas  itu untuk yang terindah pada waktunya kelak
Menghiasnya dengan lantunan kasih sayang yang takkan terganti dalam bejana keikhlasan
Dan menjaga kehadirannya sampai kan akhir waktu yang memisahkan


Ku tunggu dirimu teman
Simpan nama itu dalam hatimu erat agar kau tak tersesat nantinya


Ya Allah lindungilah dan berilah kebijaksanaan kepada kami
Aamiin ...

I Won't Give Up


I Won't Give Up

Aku lemah, aku lelah dengan semua penat yang selalu hadir dalam nadiku ..
Dahaga akan syair-syair lembut yang membuat detak jantungku berlari mendahului Sang Waktu ..
Merindui pancaran cahaya silau dalam kegelapan yang menhenduskan nafas kekhilafan ..
Rintihan  rinduku mengoyak setiap kata dan imajiku ketika terusik ucap yang terlontar dari bibir ini ..

Indahkah dunia ini untuk para penghina seperti aku ?
Yang selalu mengharap keberanian dari orang lain?
Yang selalu menanti keperkasaan dari orang lain ?
Yang selalu menutup mata ketika tak sanggup menjawab satu persatu dilema dunia?

Menangispun tak terasa itu adalah sebuah tangisan ..
Seakan tangan tak sampai tuk mengsap air mata yang mengalir deras dan bertahan di pipi ini ..
Hanya sanggup meraung dalam jiwa dan perasaan pun mengangguk lemah ..
Tak dapat berkata lantang layaknya penyeru-penyeruMu ..
Tak dapat berteriak tegas laksana para pejuang-pejuangMu ...

Hilang apa yang ku punya ..
Mereka pergi dengan hati mereka ..

“Hargai ..., Tolong hargai apa yang telah Allah berikan padamu ...!“
“Syukuri ...., Syukurilah apa yang telah Allah berikan padamu ...!”
“Cintai ...., Tolong cintai apa yang telah Allah berikan padamu ...!”

Suara-suara itu menggema indah dalam pendengarku ...
Hiks ..Hiks ..

Tangisan air mata yang sia-sia ..
Tak bermakna dan tak mampu untuk dimengerti ..

Dalam lumpur ini tetap teguhkan jiwaku untukMu ya Allah ..
Rahman dan RahimMu selalu kutempatkan dalam tempat teristimewa ...
Allahu ..

“ I won’t give up .... “

Rabu, 27 Juni 2012

Tears


Tears
Tears
Air mata ini pernah ku teteskan dalam sepi dunia-Mu ,mengalir deras mengharukan suasana saat ku ingat masa laluku ..
Untaian keindahan nama-nama-Mu terukir dalam hati yang penuh sesak dengan rasa bersalahku akan semuanya yang ku lakukan ..
Topeng kemunafikanku seketika terlepas dan terhempas dalam nyanyian syahdu alunan ayat-ayat peng-ikrar-Mu yang senantiasa menyelimuti tingkah laku dan rasa yang ada dalam batin dan hatiku ..
Miris dukaku dalam genangan dosa yang melayang terombang-ambingkan nafsu ..
Kelakar jiwaku menepis keraguan tuk lanjutkan langkahku mengharapkan keindahan yang lebih ketika ku teteskan air mata ini ..

Menangis tak berarti cengeng ,tpi aku menganggap itu adalah suatu keberanian ketika berhadapan dengan Sang Pencipta Segalanya ..
Jangan kau anggap air matamu sia-sia ,jangan kau anggap desiran tangismu hanya akan buatmu kecewa ..
Tidak teman ..

Jikalau Engkau perkenankan hamba tuk keluarkan isi hati yang teramat sakit begitu dalam terpendam ,maka Menangislah aku lakukan ketika ku dalam dekapan kesyahidan-Mu ..
Meski tak seindah mutiara ..
Meski tak seelok permata ..
Namun tangisku lebih berharga dari semua itu ..
My tears n me myself is Yours ..

Allahu ..

Dengan hati-Mu, dari hati kami


Aku rendah dimata-Mu ..
Aku hina dihati-Mu ..
Aku buruk dalam ingatan-Mu ..
Aku bodoh dihari-Mu ..
Aku tak halnya sebuah sampah dalam genggaman-Mu ..
Aku selalu salah dihadir-Mu ..

Tapi aku, aku kan bisa lakukan pa yang kau mau ..
Karena aku, aku kan tunjukkan bahwa engkau tak sia-sia telah hadirkan aku disini ..

Dalam dunia ini ..
Dalam peperangan ini ..
Dalam kegelapan ini ..

Engkau tahu, tahu semua adalah yang terbaik ..
Aku dan semuanya, semua yang telah kau tuliskan untuk kami ..
Itulah jalan yang harus kami lalui ..
Tuk merasa lebih dekat dengan-Mu ..
Dengan hati-Mu, dari hati kami ..

Untuk-Mu


Untuk-Mu
Untuk-Mu

Saat laraku ada, kau leburkan dengan kasih-Mu ..
Saat penatku hadir, kau sejukkan dengan sayang-Mu ..
Saat kekecewaanku bermula, kau yakinkan dengan cinta-Mu ..
Saat khawatirku menjelang, kau tepiskan semua dengan rindu-Mu ..

Ini diriku yang selalu merindukan-Mu ..
Ini hatiku yang selalu mencintai-Mu ..
Inilah jiwaku yang selalu inginkan sayang-Mu ..
Inilah ragaku yang selalu inginkan kasih-Mu ..

Ya Allah ..
Genggam cinta ini dalam cinta-Mu ..
Simpan sayang ini dengan sayang-Mu ..
Semayamkan kasih ini bersama kasih-Mu ..
Dan terangkan rindu ini dicahaya rindu-Mu ..

Dalam kasih sayang cinta n rindu ..
Ya Allah ku titipkan semua pada-Mu ..
Keindahan kan ku gapai ..

Bersyukurlah


Bersyukurlah
Bersyukurlah

Menahankan keindahan yang terukir dalam benak yang senantiasa bersabar dalam kegalauan hati ..
Merintihkan perih luka dan kekecewaan membasuh deras dalam pencernaan kabut gelisah ..
Meng-ongokkan kata terasing tuk rekatkan masa yang t'lah lalu dan bersama daun keheningan peng-inderaan ..
mengguguskan temaram kekhusyukan yang merekah dalam setiap pengecap syukur terlontar jernih ..
Kehilangan arah ..
Berbekas hati yg tergores ..
Keindahan yag kan melemah tanpa kekhawatiran ..

Masa depan ..
Dalam sbuah kunci yang brawal dari mimpi ..
Berfikir jernih dan biarkan apa yang terasa tak seharusnya ada menghilang brsama kabut ..
Dan bernafaslah lembut dalam hatimu saat kau temukan keindahan untuk kesabaranmu ..
Dalam genggaman Pemilik Segala Rasa ..

Alhamdulillah ..

Hanya dalam Ingin-Mu


Dalam ingin-Mu
Hanya dalam Ingin-Mu

Kemilau keindahan dalam angan itu kini kian tak mungkin dapat terbias lagi ...
Ucapanmu, kelakuanmu, dan kebohonganmu adalah kegelapan yang menutupi cerahnya citamu ...
Meraung indah tapi tak dapat memberikan yang t'lah kau inginkan ...
Merendah dan semakin terendah dikala saat kau hilangkan keindahan itu ...

Menetes haluan getir asa dan rasa menjadi satu keutuhan yang berarti ...
Kemesraan hayat yang terkadang menjadi penyemangat angan kini t'lah terusik ...
Penerka hati yang tak mungkin melemah bahkan kan tetap menjadi bara yang membakar arang ...
Fahamkan nestapa dan keraguan dalam keinginan yang merubah semua keadaan ...
Pernahkah kau merasa ??

Hari kan menjadi saksi dalam eksetika kesadaran gelap malam ...
Rembulan terbang dalam tangisan dan rintihan kemelut kegalauan ...
Mau dan tak mau, akhirnya tergadaikan sudah kasih sayang karena tak inginnya dirimu dengan sosokku ...
Deras kepiluan yang dalam ilusinya mengharapkan cahaya terang dari Sang Rembulan ....

Aku tau sang rembulan tak akan bisa setegar Sang Surya ...
Tapi setidaknya mereka tahu apa yang harus mereka lakukan untuk membuat Sang Surya mereka bangga karena kasih sayangnya dan tak membiarkan ada yang lain hinggap ketika pelukan Sang Surya masih ingin merekatkan kerinduannya ...
Sang Pelangi pun tetap saja malu karena mereka tak dapat memberikan keindahan cahaya yang dia punya ...
Kemana hati dan kasih sayang itu ...

Haruskah aku juga lakukan apa yang telah kau lakukan ....
Aku pasrahkan pada-Mu ya Allah .....

Aku cukupkan sampai disini ....
Biarkan cinta dan kasih sayang-Mu saja yang mengisi kesepian hati dan pikiranku ....
I LOVE U SO MUCH .........

" Biarkan aku tidur, karena jiwaku dimabukkan cinta, dan biarkan aku beristirahat, karena jiwaku telah memiliki limpahan kasih sayang siang dan malam ." (Kahlil Gibran)

Untuk Aku


Bintang Untuk Aku
Untuk Aku
Terengah raga yang terapung perampaian hasrat dunia berhujatkan keheningan malam ..
Barikade-barikade malam menjemput penuh kesunyian yang tak terenyakkan menghantui gelora keasingan semangat kehampaan ...
Aroma mencekik keindahan panorama hati kecil yang menanti cahaya terang berbintik dalam dekapan langit lepas ...
Bercahaya, bersinar terang tatkala ketika ku ingin perlihatkan kebahagiaan dan kepedihan yang terhampar dalam nikmatny dunia hariku ..


Bintang ....
Keanggunan sinarmu damaikan serpihan hati yang ku bawa dan teramat hancur untuk ku persatukan lagi ..
Bintang ...
Kegagahanmu membuat para pemujamu mengharumkan sinarmu dalam bilik kesendirian yang mengusik ,menggulung kesepian hati yg terlanjur berlarut ..
Bintang ...
Keelokkanmu memberikan warna terang dalam semangat kepedihan yang terpancar dari pagi yang kusam ,siang yang lusuh ,sore yang kumal dan malam yang terlalu mengharukan untuk didengar ...
Bintang ....
Kehadiranmu menyejukkan rasa-rasa rindu ,menghangatkan keletihan hati yang senantiasa menunggu seuntai kepastian dalam kepudaran kebahagiaan yang berlalu bersama angin malam ..

Kau slalu ada ,meski ku tak pernah tau kau dimana ..
Disetiap gelap malam kau slalu mencoba tuk slalu terangi satu hati ..
Disetiap kesunyian malam kau slalu coba tuk damaikan satu hati ..
Disetiap keheningan yang menusuk malam kau slalu mencoba tuk menghangatkan satu hati yang perih dalam kesendirian ..

Bintang ...
Akankah dapat aku terus melihatmu dalam angkasa ini ..
Melihatmu bersinar dalm kegelapan malam ...
Melihatmu terang benderang yang bersandingkan sang rembulan ..
Dan melihatmu berkedip ketika ku lemparkan senyumku untukmu ..

Bintang ...
Malam tadi sungguh ku mrasakan keindahan yang tak terkira ..
Sungguh ku merasakan kedamaian yang tramat sangat kurindukan ...
Sungguh ku merasakan kehangatan pelukan sinarmu dalam kesepianku yang s'lalu terurai ..
Sungguh ku merasakan kebahagiaan yang tak bisa ku katakan dengan kata-kata ..
Karena keindahanmu malam tadi pancarkan semangat untuk hati yang kesepian dalam kehidupan ..

Bintang ...
Meski kau jauh tak etrkira dari hatiku ,namun kau slalu ada untuk aku ..
disini ..
Bersama pencipta-Mu ..

Just a "L" (LOVE)


love and care
Just a "L" (LOVE)

Keramahannya menjadikan hati tenang ..
Allah yang telah menciptakannya dalam kebahagiaan ..
Hanya mampu tuk menerima dan menjaganya dalam dekapan ..

Kelaiannya memberikan sentuhan lembut untuk semua hati ..
Kelakar kasih sayang meng-Agungkan asma-Nya ..
Mensyukuri dan mempertahankan dekapan hangat nan elok tanpa keraguan didalamnya ..

Bisikannya menguatkan keimanan ..
Bentangan samudera kesyahidan memupukkan kerinduan abadi ..
Merepih kalbu dan mengusik ragu bebaskan kemarahan dalam amanat ..

Merindunya, menunggunya, dan membiaskannya pada hati yang haus akan kehangatannya ..
Inikah Rahman-Mu, inikah Rahim-Mu ..

Semoga kan tetap dalam dekapan ...

Ar Rahman Ar Rahim ..

Terbekas Kekal

Terbekas Kekal
Terbekas Kekal
Pelikan kecil membusungkan dadanya seraya berkata kepada induknya yang ringkih dalam usianya ..

"Ananda akan selalu melindungi dan membahagiakanmu Ibunda, Ananda tak mau melihat Ibunda berduka lagi dan selalu ingin memandang Ibunda dengan senyuman bercahaya diparas sendu nan elok ibunda ...
Ananda tahu meski tak segagah garuda, meski tak setangguh singa, meski tak sekuat gajah, dan meski tak sepemberani hiu namun ananda bangga akan diri ananda wahai Ibunda ..

Engkau ajarkan kegagahan layaknya garuda, engkau berikan ketangguhan bagaikan singa, engkau hadirkan kekuatan bak gajah, dan engkau tancapkan keberanian tak halnya hiu ..
Kasih sayangmu selalu menyelimuti hari-hariku, membentengi amarahku, menyantuni ketakutanku, dan memenjarakan keluh kesahku ..

Andaikan ananda mampu berikan apa yang Ibunda pinta, pasti akan Ananda lakukan ..
Wahai Ibunda, perkenankan pelikan kecilmu ini membahagiakanmu dengan jerih payahnya, karena sekaranglah Ananda bergegas untuk membalas apa yang Ibunda beri, meski tak akan pernah bisa menandinginya ..
Ibunda ...
Doamu adalah restumu .. "

Induk pelikan memeluk erat tubuh anaknya dg tangisan kebahagiaan penuh haru, tak pedulikan hari t'lah senja dan memaksa mereka tuk kembali ke istana mereka ..

Pelikan kecil ..
Haturkan rinduku untuknya ..
Dalam sayup-sayup kedamaian yg telah Allah beri ..
Dalam doa Ananda untuk Ibunda ..

Allahu ..