Purnama dan Pijar Kecilku |
Tak layaknya istana yg megah yg dikelilingi hiasan yg indah, cukuplah satu ruang yg tersaput putih yg sepi, senyap, serta nyaman untukku mengadu
Tak satupun yg mampu hadir disini sebelumnya, mereka hanya bisa berdiri didepannya dan mengetuk pintu-pintu itu
Kalau Allah sudah berkata "Ya", aku tak bisa menolak dan mengelak lagi dan menerimamu sebagai tamuku
Hanya lampu minyak yg bernyala redup mengelilingi ruanganku, disamping adanya kau yg terangi sebagiannya
Bergesernya waktupun tak terasakan ketika pelik-pelik senyum itu semakin merekah dan mendermakan kebahagiaannya
Sungguh, aku tak mampu berkata lagi ketika menemukanmu disana, dan kulihat Allah pun memberikan padaku senyumnya
Perlahan ku asingkan perlahan pandanganku dari pijar-pijar ini, dan menggeser tubuhku dari tempatku berdiri diantaranya
Ku sikukan lenganku ke dinding-dinding ini dengan harap kau mampu memberikan warna padanya ketika ku kehilangan mahkota
Lagi, sedikitnya waktu yg harus tersita dan berlalu meninggalkan aku dan tempatku berniang diri, "Allah meminjamnya lagi"
Hingga kedua binar mata ini membuka dunia ditempat yg jauh dari peradaban, perjuangan ini baru dimulai disini
Ku jemput kau dengan Allah yg menyertaiku, meski tak sesegera mungkin, Allah tahu apa yg terbaik untuk hambaNya
Engkau purnama, maukah temani pijar-pijar kecilku ditempat persembunyianku dan bersabar disana?
Ar Rahman Ar Rahim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar