Sabtu, 08 Juni 2013

Senyum Mujahid Kecil



Tangan kecil mungil yg tergetar dengan semangat ketika adzan Ashar berkumandang, berlari meninggalkan kotak bermainnya di antara orang-orang disekitarnya


Bersimpuh dengan khusyuknya memperhatikan dan memahami setiap tatapan-tatapan senyum penuh arti

Senda gurau tak ter-elakkan jadi penghias sore yg seakan mengundang ke dunia khayalan mereka

Satu persatu malaikat-malaikat kecil itupun berhambur menapaki antrian tuk menengadahkan hati serta jiwa mereka ke alam Al Kariim


Alif Ba Ta Tsa Jim Kha Kho ...

dan terkadang terhenti sejenak menghembuskan nafas-nafas penuh kepastian

Qul hu'Allaahu ahad' ..

yg terkadang tersendat dan menantikan pemahaman


Alif Lam Mim ...

yg terkesan tenang dalam barisan" kata perkata dibibir mungil mereka

Sosok-sosok mujahid muda tampak tertanam dalam dada mereka

Semangat yg selalu ada meski tubuh terasa letih karena kesibukan keseharian mereka


Penegak-penegak Panji Islam telah siap berjejer mengemban beribu amanah, berjuang untuk aqidah

Gelak tawa yg menyejukkan hati, mengikhlaskan segala keluh kesah setiap perjalanan yg terlalui

Senyuman mereka menyulutkan api-api kami ketika terlihat redup dan seakan tampak padam


Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahim

Jangan sampai Engkau menutup hati kami untuk mengembangkan senyuman mereka dalam rumah-Mu

Jangan sampai Engkau menggoyahkan jiwa kami dengan apa yg terlihat di mata kami meski dengan keluh kesah

Jadikan setiap perjalanan kami adalah ibadah

Dan berikan keberkahan pada adik-adik kami yg merelakan menghindar dari kotak mainannya untuk bersama kami dengan ilmu-Mu


aamiin


Ar Rahman Ar Rahim

Jumat, 07 Juni 2013

Kelopak merah

Kelopak merah
Bukan lagi pagi, siang, ataupun malam yg menginginkan cahaya dari yg dirindunya

Namun hati yg dimiliki-Nya inipun mempunyai kerinduan pada yg menciptakannya

Rindu makhluk yg terkadang terkotori oleh rasa pada sesamanya, teruntuk yg belum terhalalkan padanya

Yang terkadang mampu memaksakan satu sampai beberapa titik yg pantas pada tiang berdirinya

Sudah lama tak mengindahkan suatu keindahan ciptaan yg hampir sempurna

Ya, kelopak merah yg dirindu mekar dan merekahnya dipelataran kemuning langit jingga dipenghantar malam

Kelopak mawar merah yg mendiamkan cinta, mengindahkan cinta, dan membuat cinta lebih dan paling berarti diantaranya

Dan kulihat saat ini adalah yg kulihat dulu, masih sama dalam wujudnya namun lebih indah pada perangai jiwanya
Subhanallah

Letakkan kebingungan itu pada canda yg telah kuberi, pada senyum yg telah menari
Diantara fajarmu, pagi, siang, senja dan malammu tetaplah tersenyum disana


Ar Rahman Ar Rahim

Dalam Diam

Dalam Diam
Dentingan keceriaan yang hadir dalam rona kehidupan terkadang hadir sesaat dalam penantian

Berganti dan bergulir cepat bersama hembusan angin yang menjauh dari hadapan satu impian

Meresap kepada kalbu yang mendambakan kerangka asmara yang hadir dari Sang Pujangga Kedamaian Abadi

Menitikkan cita terlampau jauh, namun menghindar dari terputusnya asa seakan tak sanggup untuk berlari

 Bersambut rindu dan rasa ragu untuk membuktikan bahwa itu adalah benar

Aku masih sering mendapati kekalutan ketika hendak menghinggapkan seuntai kata yang mungkin dengan harap dapat bersemi dalam diamnya keadaan ini

Bersahut halus meski tak terdengung dalam pendengarku, dan memintaku tuk segera hadirkan kepastian dalam geraknya

Namun mungkin jika masih sanggup untuk menanti, tak akan ku paksakan impianmu berlalu dalam halusinasi duniamu



Masih tercecer beribu kata yang belum terangkai indah, dan kini ku haruskan untuk menyusunnya lagi dari awal

Dimana aku bukanlah pecundang yang lari dari pengaduan masalah-masalah yang mengindahkan setiap tapak langkah kakiku, namun aku adalah seorang yang mampu hidup dalam balutan kesederhanaan tanpa harus mengemis dan berpura-pura



Kini telah terlihat jelas bagaimana kehidupan yang kujalani, yang sempat terucap dengan apa yang tampak itulah keadaan yang sebenar-benarnya

Tak ada yang berkurang dan tak ada yang tertambahkan pada awal mula serta pengakhirannya



Kala Sang Penguji Hati mengizinkanku mendambakan  sosok indah yang mendamaikan keluh kesah, tak ku siakan waktuku tuk membuat 1 kesempurnaan

Setengahnya masih berada dalam diamnya kasih sayang yang tersimpan rapi di antara berhamburannya benang kesucian milik Sang Maha Cinta

Yang menjadi kekasih-Nya, yang aku dambakan pula dalam ingin dan anganku



Ku lakukan semampuku tuk bertahan, menanti n berbagi dikala harus melewati itu semua

Demi satu cinta yang suci dan penuh dengan rahmat-Mu, bentengi hamba untuk dirinya yang telah Engkau tujukan untukku

Berdiam dalam cinta dan kasih sayang, untuk dapatkan keridhoan yang hakiki dari  Engkau Sang Maha Pencipta Cinta



Dan tak akan gugur meski musim gugur kan menerpanya

Ar Rahman Ar Rahim

Munajat Kecilku

Munajat Kecilku
Rinai embun pagi ini membangunkanku dalam mimpi indah yang Allah berikan padaku ..

Terlihat bayangan-bayangan yang penuh dengan keceriaan menghampiri dan menemaiku dalam taman kedamaian ..

Berlari kesana kemari, memainkan perannya yang sungguh lama untuk ku nantikan, dengan senyuman yang menghangatkan kelopak hati ini ..



Seraya mengangguk penuh ketulusan ketika ku tatap dalam-dalam dalam pelukku, seakan membisikan seuntai kata mesra penuh maksud untuk berbagi hati dalam kebersamaan ..

Tak kurasakan kekhawatran dalam anganku, seakan menjaganya sampai nanti, seakan melindunginya sampai ketempat terindah dalam pangkuan Sang Maha Cinta ..

Meski lisan kan berkata sebaliknya namun hati t'lah berkata jujur, menyambut kebahagiaan yang sama dengan apa yang terukir dalam lautan asmara milik Allah ..



Biduk rindu yang selalu menghaturkan pengikrarnya memulai kehangatan kembali ketika hati t'lah mampu berbagi lagi ..

Awal, ya dari awal lagi akan memulai kerindangan yang sempat tergores pahitnya parang kekecewaan, mengalun bak racun yang berlumur dalam tubuh ..

Sempat tersematkan kata maaf yang berlalu lambat dan menjadikan keadaan berganti nyawa, meregang dan menghilang untuk beberapa masa ..



Mulai ku buka mataku lewat usapan lembut jari-jari manisku, membekas tetesan iluh yang menghiasi penglihatanku ..

Terang, sinar matahari menyinari jendela kamarku tuk bangunkan aku dari lelahku, lelah yang selalu merindui-Nya serta merindukanmu ..

Kubangunkan tubuhku untuk bersandar dalam tegapku, dengan iringan doa yang terpanjat lirih untuk Penciptaku dan pecintaku, dalam harap dan munajat ..



Dalam lamunanku ku masih menyapamu, Assalamu'alaikum ya habiballah?

Purnama dan Pijar Kecilku

Purnama dan Pijar Kecilku
Ini tempat persembunyianku yg kau temukan diantara aku dan Penciptaku
Tak layaknya istana yg megah yg dikelilingi hiasan yg indah, cukuplah satu ruang yg tersaput putih yg sepi, senyap, serta nyaman untukku mengadu
Tak satupun yg mampu hadir disini sebelumnya, mereka hanya bisa berdiri didepannya dan mengetuk pintu-pintu itu
Kalau Allah sudah berkata "Ya", aku tak bisa menolak dan mengelak lagi dan menerimamu sebagai tamuku

Hanya lampu minyak yg bernyala redup mengelilingi ruanganku, disamping adanya kau yg terangi sebagiannya
Bergesernya waktupun tak terasakan ketika pelik-pelik senyum itu semakin merekah dan mendermakan kebahagiaannya
Sungguh, aku tak mampu berkata lagi ketika menemukanmu disana, dan kulihat Allah pun memberikan padaku senyumnya
Perlahan ku asingkan perlahan pandanganku dari pijar-pijar ini, dan menggeser tubuhku dari tempatku berdiri diantaranya
Ku sikukan lenganku ke dinding-dinding ini dengan harap kau mampu memberikan warna padanya ketika ku kehilangan mahkota

Lagi, sedikitnya waktu yg harus tersita dan berlalu meninggalkan aku dan tempatku berniang diri, "Allah meminjamnya lagi"
Hingga kedua binar mata ini membuka dunia ditempat yg jauh dari peradaban, perjuangan ini baru dimulai disini

Ku jemput kau dengan Allah yg menyertaiku, meski tak sesegera mungkin, Allah tahu apa yg terbaik untuk hambaNya


Engkau purnama, maukah temani pijar-pijar kecilku ditempat persembunyianku dan bersabar disana?


Ar Rahman Ar Rahim